OUT-TAKE – Game pertarungan memiliki reputasi sebagai game yang sangat sulit. Dan hal ini bisa disebabkan oleh dua kemungkinan alasan yaitu game pertarungan memang sangat sulit atau game pertarungan tidak lebih sulit daripada genre lain, tetapi entah bagaimana orang-orang menganggapnya sulit.

Deretan Game Pertarungan Terlalu Sulit Untuk Dimainkan

Beberapa orang tetap yakin bahwa game pertarungan itu sangat sulit, tetapi tidak sedikit yang meragukannya. Kesulitan dalam permainan yang dimainkan melawan manusia lain pada akhirnya berasal dari lawan-lawan tersebut dan bukan dari permainan itu sendiri. Itu menyisakan kemungkinan lain yakni orang-orang keliru percaya bahwa permainan pertarungan lebih sulit daripada yang lain di luar sana. Berikut beberapa alasan yang memungkinkan:

Mekanisme Permainan

Permainan pertarungan tidak memiliki alat pengajaran dalam permainan yang bagus.

Tidak sedikit gamers yang berpikir bahwa tutorial permainan pertarungan yang pernah mereka lihat sangat tidak memuaskan, termasuk tutorial dalam permainan seperti Guilty Gear Xrd dan Skullgirls. Meskipun alasan ini terdengar cukup tidak masuk akal namun banyak orang yang sudah membuktikannya. Misalnya ketika mereka memainkan League of Legends, tutorial dalam permainan pada dasarnya tidak ada. Justru mereka banyak mengunjungi situs-situs seperti MOBAFire untuk mempelajari permainan. Jika League of Legends dapat meraih kesuksesan besar tanpa sumber daya dalam permainan yang bagus, maka penjelasan ini tidak terlalu masuk akal.

Bahkan dalam permainan pertarungan, kualitas tutorial tampaknya tidak berdampak pada popularitas. Saat ini, Tekken 7 menjadi satu-satunya game pertarungan yang terus mengalami peningkatan jumlah penonton turnamen dari tahun ke tahun. Game ini juga terkenal tidak memiliki tutorial.

Sangat sulit untuk mempelajari game pertarungan hanya dengan memainkannya.

Skenario terbaiknya adalah seperti Super Mario Bros atau Portal versi original, di mana game tersebut mengajarkan pemain dengan sangat elegan dan menyenangkan sehingga pemain bahkan tidak menyadari bahwa mereka sedang bermain melalui tutorial. Ini masih belum benar-benar menjawab perbandingan League of Legends di atas dimana MOBA seperti League adalah raksasa tetapi mengharuskan Anda menggunakan sumber daya di luar game untuk meningkatkan kemampuan.

Penting juga untuk mempertimbangkan sejarah genre pertarungan. Street Fighter II/Champion Edition terjual lebih dari 200.000 kabinet, menghasilkan pendapatan (disesuaikan dengan inflasi) lebih dari $3,5 miliar di seluruh dunia, dan itu perkiraan yang konservatif. Jutaan orang yang memainkan Street Fighter II di arcade tampaknya menikmati game tersebut dengan baik. Menjadi genre yang sangat populer di masa lalu tidak serta merta membuktikan apa pun, namun ini cukup penting untuk diingat.

Genre game pertarungan tidak memiliki game pemain tunggal untuk mengajak orang bermain.

First-person shooter (FPS) bisa dikatakan genre yang tidak begitu intuitif. Menggunakan dua metode kontrol arah yang independen (baik itu stik analog ganda atau mouse dan keyboard) untuk menavigasi dan membidik dalam tiga dimensi cukup sulit pada awalnya. Perbedaan antara game tembak-menembak dan game fighting adalah orang yang memainkan game tembak-menembak multipemain mungkin menghabiskan ratusan jam untuk membangun literasi genre di ruang pemain tunggal yang aman. Anda dapat meluangkan waktu untuk bermain Bioshock atau Doom sendiri. Nanti, saat Anda menjelajah daring untuk bermain Counter-Strike atau Overwatch, Anda sudah cukup menguasai dasar-dasarnya sehingga bisa bermain melawan pemain lainnya dengan lebih lancar.

Namun Game pertarungan tidak melakukan hal ini dengan baik. Game ini biasanya memiliki mode pemain tunggal yang sangat sederhana, dan sering kali Anda melawan lawan AI yang meniru pemain manusia dengan sangat buruk sehingga mereka mungkin malah lebih banyak merugikan daripada menguntungkan. Maka dari itu, penting bagi pengembang untuk bisa mengatasi sisi kelemahan pada game fighting yang satu ini. Karena bagaimanapun juga, pasti ada ruang untuk perbaikan di sini.

Input dan persyaratan eksekusi game pertarungan tradisional terlalu sulit.

Dalam setiap diskusi tentang aksesibilitas game pertarungan, input untuk gerakan akan selalu menjadi titik kontroversial. Anda mungkin akan sering melihat kata-kata atau komentar seperti “kuno” sering digunakan. Mengapa Anda harus melakukan input yang rumit hanya untuk melempar bola api? Satu jawaban mendasar cukup mudah: karakter game fighting membutuhkan lebih banyak gerakan daripada tombol pada pengontrol. Untuk mengatasi hal ini, game pertarungan tradisional menggunakan kombinasi input arah ditambah penekanan tombol untuk mengeksekusi gerakan tertentu. Salah satu contoh yang paling terkenal adalah bola api Ryu, yang dilakukan dengan melakukan gerakan maju seperempat lingkaran ditambah pukulan.

Format Satu lawan Satu

Game pertarungan berfokus sepenuhnya pada menang atau kalah.

Game pertarungan sifatnya sangat kopetitif dan hanya fokus pada menang atau kalah. Ia tidak memberi Anda banyak hal lain untuk dijadikan acuan. Satu-satunya statistik yang ditunjukkan game adalah menang dan kalah. Hal ini dapat membuat para pemain merasa putus asa. Sementara itu, game kompetitif lainnya memberi Anda umpan balik yang jauh lebih komprehensif sehingga ada esensi dari pencapaian lain yang patut untuk di rayakan dan dibanggakan pemain.

Game pertarungan adalah permainan satu lawan satu.

Hal ini membuat game fighting jadi hampir mustahil bagi pemain yang (secara signifikan) lebih lemah untuk menang. Tidak ada satu pun video game kompetitif paling populer yang memiliki kedua karakteristik ini. Banyak game (dan olahraga!) terbesar berbasis tim saat ini. Saat Anda berada dalam tim, Anda memainkan peran yang lebih kecil dalam menentukan apakah Anda menang atau kalah. Jika Anda kalah, Anda memiliki jalan keluar psikologis dimana Anda bisa menyalahkan banyak rekan setim. Di sisi lain, terkadang tim Anda akan membawa Anda menuju kemenangan, jadi pada dasarnya Anda dijamin akan menang bagaimanapun juga jika tim Anda menang. Kombinasi ini membuat game-game ini jauh lebih tidak mengecewakan daripada yang seharusnya.

Game pertarungan pada dasarnya kurang bersifat sosial dibandingkan genre lainnya.

Selain alasan yang diuraikan di atas, game berbasis tim memiliki komponen sosial yang sulit ditiru dalam game satu lawan satu. Misalnya saja jika Anda mencoba bermain League of Legends karena seorang teman. Teman Anda mungkin bersedia untuk menjelaskan dasar-dasarnya. Dia memiliki kemampuan jauh lebih baik dari Anda, tetapi  itu tidak masalah karena Anda dan dia berada di tim yang sama, dan meskipun Anda tidak hebat, Anda masih bisa melakukan hal-hal kecil untuk membantu.

Sedangkan versi game pertarungan akan terlihat sangat berbeda. Jika pemain veteran bermain seperti biasa, mereka akan menghancurkan lawannya. Tidak ada unsur kerja sama karena salah satu dari Anda harus mengalahkan yang lain bukan menang bersama atau kalah bersama. Dalam skenario game fighting, berbicara dan bersosialisasi saat bermain juga lebih sulit. Sedangkan separuh waktu Anda bermain League of Legends, bisa Anda jadikan alasan untuk bertemu dengan teman-teman dan bermain adalah prioritas kesekian.

Baca Juga : Adakah Manfaat Dari Bermain Game Pertarungan?

By idwnld8

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *